Tuesday, 17 October 2017

Kamu adalah Harmoni



Aku berpikir tentang takdir dimana musik mengiringi lirik. Dimana pelangi datang saat setelah turun hujan.  Dimana angsa akan hidup sendiri selamanya setelah pasangannya mati. Oh, dimana itu semua adalah harmoni.

Harmoni adalah sebuah takdir yang indah. Aku pernah berpikir untuk mewujudkan harmoni. Lalu aku memperjuangkannya. Sebentar, bukankah takdir adalah ketentuan?. Kalau begitu, bolehkah aku ikut menentukan?.

Aku berpikir kamu adalah harmoni. Kalau begitu, ijinkan aku untuk mewujudkannya.

Aku telah mewujudkannya. Benar sangat indah. Kolam belerang bagiku pun berbau taman dahlia. Aku sangat tidak terlihat sepertimu, kamu pun demikian. Tapi kamu adalah harmoni maka aku selalu menggenggam tanganmu. Hangat dan erat.

Aku tahu bukanlah aku yang seharusnya menentukan. Aku bukannya lupa. Keesokan harinya, dia mengambil harmoni dariku. Karena dia yang menentukan. Aku melepas genggamanku. Aku menuntut namun siapa yang aku tuntut?. 

Oh, aku ingat, dia bukanlah aku. Dia pemilik harmoni yang sebenarnya. Setidaknya aku pernah bahagia karena telah mewujudkan harmoni. Aku berdoa kepada dia agar harmoni adalah musik yang mengiringi lirik.